Pengertian Alat Peraga
Alat peraga merupakan cuilan dari media, untuk itu perlu dipahami istilah media lebih dahulu. Media pengajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi mediator terjadinya proses belajar, sanggup berwujud sebagai perangkat lunak maupun perangkat keras. Salah satu bentuk dari media pengajaran yaitu alat peraga. Berikut ini akan dijelaskan apa itu alat peraga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga Departemen Pendidikan Nasional (2005), ’’alat’’ yaitu benda yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu. ‘’peraga’’ yaitu alat media pengajaran untuk memperagakan sajian pelajaran. Kaprikornus alat peraga yaitu alat bantu yang digunakan untuk memperagakan sajian pelajaran. Menurut Estiningsih (dalam Pujiati, 2004:3) alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Sedangkan Ruseffendi menyatakan bahwa alat peraga yaitu alat untuk menunjukan atau mewujudkan konsep matematika. Dari pengertian di atas sanggup disimpulkan bahwa alat peraga yaitu media pengajaran yang digunakan untuk memperagakan atau menunjukan ciri-ciri dari konsep sajian pelajaran matematika.
Pentingnya Penggunaan Alat Peraga
Pada dasarnya secara individual insan itu berbeda-beda, demikian pula dalam memahami konsep-konsep ajaib akan dicapai melalui tingkat berguru yang berbeda. Dengan suatu keyakinan bahwa anak berguru melalui dunia nyata dengan memanipulasikan benda-benda nyata sebagai perantaranya. Menurut perkembangan intelektual yang dikemukakan Piaget (Hudojo, 1988:47) bahwa anak pada usia 11 atau 12 tahun ke atas berada pada periode operasi formal. Periode operasi formal ini disebut juga periode hipotetik-deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual. Pada periode ini anak juga sudah bisa memperlihatkan alasan dengan memakai banyak symbol atau gagasan dalam cara berpikirnya.
Namun bagi siswa sekolah menengah pertama masih berada dalam tahap awal “operasi formal” dimana dalam pembelajaran matematika masih dibutuhkan penggunaan alat peraga secara intensif. Hal ini disebabkan lantaran konsep matematika yang diproleh dari sekolah dasar masih dikuasai secara kurang jelas atau lemah sekali dan tingkat intelektual anak yang berbeda-beda dalam memahami konsep-konsep abstrak. Sehubungan dengan itu Dienes beropini (Hudojo, 1988:59) bahwa setiap konsep atau prinsip matematika sanggup dimengerti secara tepat hanya jikalau pertama-tama disajikan kepada penerima didik dalam bentuk konkret, dimana abstraksi didasarkan kepada intuisi dan pengalaman-pengalaman konkret. Dalam kutipan ini sanggup dimaknai bahwa konsep-konsep yang ada dalam matematika dihentikan dipindahkan eksklusif dari guru ke siswa lantaran di dalamnya mengandung proses abstraksi, dimana siswa harus dilibatkan dalam proses inovasi konsep. Siswa membuat wangsit mencari hubungan-hubungan. Tentu dalam hal ini setiap siswa memiliki persepsi, ide-ide yang berbeda dalam memandang objek yang diabstraksikan, tergantung pada konsep atau pengalaman berguru yang dimiliki sebelumnya.
Oleh lantaran itu, dalam pembelajaran matematika membutuhkan pemahaman konsep-konsep ajaib dalam bentuk konkret. Bentuk faktual dimaksudkan di sini yaitu benda-benda faktual yang sanggup disebut sebagai alat peraga. Kaprikornus alat peraga sangat penting digunakan dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa lebih cepat memahami konsep atau prinsip matematika dan bisa untuk memecahkan banyak sekali masalah. Di samping itu teknik penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika harus diperhatikan dan tepat. Karena tidak semua topik-topik dalam pembelajaran matematika sanggup memakai alat peraga untuk menguasai konsep-konsep atau prinsip dan teorema. Untuk itu perlu ada pertimbangan jenis alat peraga yang digunakan untuk mencapai pembelajaran atau menentukan dan memakai alat peraga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Agar pemilihan alat peraga tidak salah, maka perlu diketahui fungsi alat peraga. Menurut (Pujiati, 2004:4) fungsi alat peraga secara umum adalah:Sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika. Sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep. Sebagai media memperlihatkan kekerabatan antara konsep matematika dengan dunia sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
Post a Comment
Post a Comment