Menelaah Bahaya Terhadap Integrasi Nasional

Menelaah Ancaman terhadap Integrasi Nasional

Kalian tentunya pernah melihat peta dunia. Dalam peta tersebut kalian sanggup memperlihatkan posisi Indonesia yang berada di tengah-tengah dunia, dilewati garis khatulistiwa, diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada di antara dua samudera yaitu samudera hindia dan Pasifik. kondisi tersebut memperlihatkan bahwa wilayah Indonesia berada pada posisi silang sangat strategis.

Perlu kalian ketahui, bahwa posisi silang negara Indonesia tidak hanya mencakup aspek kewilayahan saja, melainkan mencakup pula aspek-aspek kehidupan sosial, antara lain sebagai berikut.

1. Penduduk Indonesia berada di antara tempat berpenduduk padat di belahan utara dan tempat berpenduduk jarang di belahan selatan.

2. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme dan liberalisme.

3. Demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan potongan utara) dan demokrasi liberal di selatan.

 Menelaah Ancaman terhadap Integrasi Nasional Menelaah Ancaman terhadap Integrasi Nasional


4. Ekonomi Indonesia berada di antara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi kapitalis di selatan.

5. Masyarakat Indonesia berada di antara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat individualis di selatan.

6. Kebudayaan Indonesia berada di antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di selatan.

7. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan kontinental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat,  selatan, dan timur.

Posisi silang Indonesia sebagaimana diuraikan di atas merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi integrasi nasional. Dikatakan sebuah potensi lantaran akan memperlihatkan dampak positif bagi kemajuan bangsa Indonesia serta akan memperkukuh keberadaan Indonesia sebagai negara yang tidak sanggup disepelekan kiprahnya dalam menunjang kemajuan serta terciptanya perdamaian dunia. Akan tetapi, posisi silang ini juga menjadikan Indonesia sebagai negara yang tidak terbebas dari ancaman yang sanggup memecah belah bangsa.

Apa bahwasanya yang menjadi ancaman bagi integrasi nasional? Ancaman bagi integrasi nasional tersebut tiba dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam banyak sekali dimensi kehidupan, mirip ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan. Ancaman tersebut biasanya berupa  ancaman militer dan non-militer. Nah, untuk menjawab rasa ingin tau kalian, berikut ini diuraikan secara singkat ancaman yang dihadapi Bangsa Indonesia.


1. Ancaman di Bidang Ideologi

Sebelum kalian mencermati uraian materi pada potongan ini, bacalah wacana berikut ini.

Komunisme Masih Mengancam

Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa Indonesia masih rawan terhadap banyak sekali ancaman. Salah satunya dari paham komunisme yang bersembunyi di balik semboyan demokrasi.

Budaya􀁚an 􀀷aufik 􀀬smail menuturkan, upaya se􀁍umlah pihak untuk mengganti Pancasila dengan ideologi komunis telah berulangkali terjadi di Indonesia terhitung semenjak 1926, 1946, 1948 dan 1965. Beruntung setiap aksinya, Indonesia berhasil diselamatkan Tuhan YME dan keteguhan masyarakat menjalankan Pancasila sehingga upaya tersebut gagal. Meski tidak lagi muncul sebagai sebuah partai lantaran tidak diperb􀁒lehkan lagi, kata 􀀷aufik, namun ide􀁒l􀁒gi k􀁒munis hingga kini masih ada dan berkembang di Indonesia. “Masih ada, memang tidak muncul sebagai partai lantaran tidak diperbolehkan. Akan tetapi sebagai inspirasi masih, dalam suasana yang liberalistis dan dem􀁒kratis mirip sekarang,􀂴 u􀁍ar 􀀷aufik dikala men􀁍adi pembicara dalam seminar Hari Kesaktian Pancasila dengan tema Menegakkan Pancasila di Universitas Mercu Buana, Rabu (1/10/2014). Dalam penafsiran demokrasi misalnya, kelompok tersebut menganggap semua hal bisa dibuat termasuk mewujudkan ideologi komunis. “Semua cara mereka lakukan untuk itu, meski tidak selur
uhnya nyata tapi sangat terasa keberadaannya. Karenanya, tugas negara sangat penting dengan memegang teguh undangundang,” ujarnya. Dia mengibaratkan paham komunisme mirip penyakit menular yang terus membuatkan pengaruhnya. Hal ini, lanjut dia, harus dicegah, kalau tidak maka banyak yang akan menjadi korban.

Berdasarkan penelitian literatur yang dilakukannya dalam kurun waktu 74 tahun, penyebaran paham komunis di 76 negara telah membunuh 120 juta manusia. Artinya, sebanyak 4.500 orang per hari dibunuh. “Tidak ada ideologi di dunia mirip itu, Hitler saja kalah lantaran cuma 1/3. Ini bukan ideologi tapi penyakit menular.

Kita menolak penyakit menular yang jahat. Makanya harus dicegah dan dilarang,” katanya. Pelarangan ini tidak bisa dikatakan melanggar hak asasi insan sebab, negara harus menjamin keselamatan rakyatnya. Di Italia, partai fasis dilarang. Begitu juga di Jerman yang melarang paham na􀁝i dan k􀁒munis. 􀀷aufik menegaskan, negara punya tanggung jawab menjelaskan dampak dari paham komunis kepada generasi penerus bangsa. Salah satunya melalui pendidikan. Kurangnya pemahaman generasi muda terhadap paham k􀁒munis, tambah 􀀷aufik, lantaran belum maksimalnya sistem pendidikan yang ada. “Saya tidak menyalahkan anak muda, wong literatur dan pengajarnya terbatas, sejarah bukan tidak diajarkan, tetap diajarkan tapi hendaknya materi ini disempurnakan,” kata penyair ini.

Pengamat politik Heri Budianto mengatakan, bukan hanya paham komunisme yang harus diwaspadai, tapi juga kapitalisme dan liberalisme. Paham tersebut memengaruhi contoh pikir dan sikap masyarakat tanpa disadari. Hal itu sanggup dilihat dari perubahan sikap dan sikap nasionalisme. “Ancaman terhadap ideologi Pancasila akan selalu tiba dalam bentuk beragam. Kalau komunisme jadi ancaman maka kapitalis dan imprealisme juga musuh kita. Di era kini ini yang menjadi target tembak yaitu mind set kita. Ini bentuk penjajahan baru,” kata dia.

Direktur PolcoMM Institute ini menyadari, kurangnya pemahaman generasi kini terhadap ancaman komunisme lantaran informasi yang mereka terima tidak bersifat faktual. “Perlu ada pembenahan sistem pendidikan utamanya kurikulum semoga pemahaman terhadap sesuatu itu utuh,” paparnya.

Wacana tersebut menegaskan bahwa komunisme menjadi salah satu ancaman terhadap ideologi Pancasila, meskipun Indonesia telah menolak dengan tegas paham komunis. Akan tetapi, apabila ancaman tersebut tidak segera di atasi, bukan mustahil komunisme akan kembali berkembang pesat di Indonesia.

Apakah ancaman terhadap Pancasila hanya dari komunisme? Tentu saja tidak. Bangsa Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari dampak paham lainnya, contohnya dampak liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual. Sebenarnya, liberalisme yang disokong oleh Amerika Serikat tidak hanya memengaruhi bangsa Indonesia, akan tetapi hampir semua negara di dunia. Hal ini sebagai jawaban dari era globalisasi. Globalisasi ternyata bisa meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme sanggup membawa insan ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini memengaruhi pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut. Akan tetapi, pada umumnya, dampak yang diambil justru yang bernilai negatif, contohnya gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas, dan sebagainya. Hal tesebut tentu saja apabila tidak diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

2. Ancaman di Bidang Politik

Ancaman di bidang politik sanggup bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melaksanakan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk menekan negara lain. Ke depan, bentuk ancaman yang berasal dari luar negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia. Untuk itu, diharapkan tugas dari fungsi pertahanan nonmiliter untuk menghadapinya.

Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri sanggup berupa penggunaan kekuatan dalam bentuk pengerahan massa untuk menumbangkan pemerintah yang berkuasa. Bentuk lain yang digunakan yaitu menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu, ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang timbul dari dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme sanggup menempuh contoh usaha politik tanpa senjata dan usaha bersenjata. Pola usaha tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Oleh lantaran itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini mengambarkan bahwa ancaman di bidang politik mempunyai tingkat risiko yang besar yang sanggup mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.


3. Ancaman di Bidang Ekonomi

Pada dikala ini ekonomi suatu negara tidak sanggup bangun sendiri. Hal tersebut merupakan bukti nyata dari dampak globalisasi. Dapat dikatakan, dikala ini tidak ada lagi negara yang mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup dari dampak negara lainnya.

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses aktivitas ekonomi dan perdagangan ketika negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan abolisi seluruh batasan dan kendala terhadap arus modal, barang, dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif.  Sebaliknya, juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik. Hal tersebut tentu saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman bagi kedaulatan ekonomi suatu negara.

Adapun dampak negatif globalisasi ekonomi yang sanggup menjadi ancaman kedaulatan Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi di antaranya sebagai berikut.

a. Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar negeri seiring dengan adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batasbatas negara. Hal ini menyebabkan semakin terdesaknya barang-barang lokal terutama yang tradisional, lantaran kalah bersaing dengan barangbarang dari luar negeri.

b. Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin mudahnya orang absurd menanamkan modalnya di Indonesia. Pada akibatnya mereka sanggup mendikte atau menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian, bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.

c. Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai jawaban dari adanya persaingan bebas Persaingan bebas tersebut akan menyebabkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan yang menang. Pihak yang menang akan dengan leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas.

d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit berkembang, dan perembesan tenaga kerja dengan contoh padat karya semakin ditinggalkan sehingga angka pengangguran dan kemiskinan sulit dikendalikan.

e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara maka dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang mirip ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan duduk kasus pengangguran tidak sanggup diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menyebabkan imbas jelek kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan duduk kasus sosial ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk

4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya 

Ancaman yang berdimensi sosial budaya sanggup dibedakan atas ancaman dari dalam dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, mirip separatisme, terorisme, kekerasan, dan peristiwa jawaban perbuatan manusia. Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.

Ancaman dari luar timbul sebagai jawaban dampak negatif globalisasi, di antaranya sebagai berikut.

a. Munculnya gaya hidup konsumtif yang selalu mengkonsumsi barangbarang dari luar negeri.

b. Munculnya sifat hedonisme yaitu kenikmatan langsung dianggap sebagai suatu nilai hidup tertinggi. Hal ini menciptakan insan suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-foya, dan sebagainya.

c. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta memandang orang lain tidak ada dan tidak bermakna. Sikap mirip ini sanggup menyebabkan ketidakpedulian terhadap orang lain, contohnya sikap selalu menghardik pengemis, pengamen, dan sebagainya.

d. Munculnya tanda-tanda westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, mirip menggandakan model pakaian yang biasa digunakan orang-orang barat yang bahwasanya bertentangan dengan nilai dan norma-norma yang berlaku, contohnya menggunakan rok mini, lelaki menggunakan anting-anting, dan sebagainya.

e. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial.

f. Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Wujud ancaman di bidang pertahanan dan keamanan pada umumnya berupa ancaman militer. Ancaman militer yaitu ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer sanggup berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan bahari dan udara.

Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai bentukbentuk mulai dari yang berskala paling besar hingga dengan yang terendah. Invasi merupakan bentuk aksi yang berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah suatu negara. Bangsa Indonesia pernah mencicipi pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948.

Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi yaitu tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara, dan daratan) Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang mempunyai wilayah yang sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah. Ancaman militer sanggup pula terjadi dalam bentuk pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut intinya merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam negeri. Pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong juga oleh kekuatan asing, baik secara terbuka maupun tertutup.

Pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan bentuk ancaman militer yang sanggup merongrong kewibawaan negara dan jalannya roda pemerintahan. Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia pernah mengalami sejumlah aksi pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh gerakan radikal mirip DI/TII, PRRI, Permesta, Pemberontakan PKI Madiun, serta G-30-S/PKI. Sejumlah aksi pemberontakan bersenjata tersebut tidak hanya mengancam pemerintahan yang sah, tetapi juga mengancam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Indonesia mempunyai sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis yang rawan terhadap aksi sabotase yang harus dilindungi. Fungsi pertahanan negara ditujukan untuk memperlihatkan dukungan terhadap objek-objek vital nasional dan instalasi strategis dari setiap kemungkinan aksi sabotase dengan mempertinggi kewaspadaan yang didukung oleh teknologi yang mampu  endeteksi dan mencegah secara dini.

Pada kala modern remaja ini, aktivitas spionase dilakukan oleh agen-agen belakang layar untuk mencari dan mendapat belakang layar pertahanan negara lain. Kegiatan spionase dilakukan secara tertutup dengan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga tidak gampang dideteksi. Kegiatan tersebut merupakan bentuk ancaman militer yang memerlukan penanganan secara khusus untuk melindungi kepentingan pertahanan dari kebocoran yang akan dimanfaatkan oleh pihak lawan.

Aksi teror bersenjata merupakan bentuk aktivitas terorisme yang mengancam keselamatan bangsa dengan menebarkan rasa ketakutan yang mendalam serta menyebabkan korban tanpa mengenal rasa perikemanusiaan. Sasaran aksi teror bersenjata sanggup menimpa siapa saja sehingga sulit diprediksi dan ditangani dengan cara-cara biasa. Perkembangan aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris pada dekade terakhir meningkat cukup pesat dengan mengikuti perkembangan politik, lingkungan strategis, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Gangguan keamanan di bahari dan udara merupakan bentuk ancaman militer yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah nasional indonesia. kondisi geografis Indonesia dengan wilayah perairan serta wilayah udara Indonesia yang terbentang pada pelintasan transportasi dunia yang padat, baik transportasi maritim maupun dirgantara berimplikasi terhadap tingginya potensi gangguan ancaman keamanan bahari dan udara.

Bentuk-bentuk gangguan keamanan di bahari dan udara yang mendapat prioritas perhatian dalam penyelenggaraan pertahanan negara mencakup pembajakan atau perompakan, penyelundupan senjata, amunisi dan materi peledak atau materi lain yang sanggup membahayakan keselamatan bangsa. Penangkapan ikan secara ilegal, atau pencurian kekayaan bahari termasuk pencemaran lingkungan juga merupakan bentuk gangguan keamanan di laut.

Related Posts

Post a Comment