Rancang! Pendidikan Huruf Anak Semenjak Pra Nikah Dan Pra Lahir

 Pendidikan Karakter Anak Sejak Pra Nikah dan Pra Lahir Rancang! Pendidikan Karakter Anak Sejak Pra Nikah dan Pra Lahir

Menyoalkan perihal pendidikan akhir-akhir ini yang menjadi pokok urgensi yaitu karakter. Banyak yang menyebutkan bahwa pendidikan yang notabanenya telah gagal membangun sebuah karakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang bakir dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah, penakut, dan perilakunya tidak terpuji.

Terjadi kecenderungan menurunnya budpekerti dan moral yang mengakibatkan lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, menyerupai terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi landasan budpekerti dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada akseptor didik semenjak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan budpekerti setelah terjun ke masyarakat.

Permasalahan pendidikan abjad yang ada dikala ini perlu mendapat respon yang sedemikian besarnya mengingat sudah semakin rusaknya moral bangsa, harus segera dicari altenatif-alternatif solusinya serta perlu dikembangkannya secara lebih operasional sehingga gampang diimplementasikan.

Proses pendidikan bagi anak mempunyai tiga pilar penting. Ketiga pilar itu yaitu sekolah, masyarakat dan keluarga. Salah kaprah ketika anak gagal mempunyai abjad yang anggun kemudian mengkambing hitamkan pendidikan di sekolah.

Pengertian keluarga tersebut konkret dalam tugas orang tua. Ayah dan ibu yaitu teladan pertama bagi pembentukan langsung anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan sikap ayah dan ibu dengan sendirinya mempunyai Pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan sikap anak. Karena kepribadian insan muncul berupa lukisan-lukisan pada banyak sekali ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.

Peran kedua orang renta dalam mewujudkan abjad anak harus di konsep semenjak awal sebelum mereka menjadi orang renta Tahapan-tahapan inilah yang seharusnya pada jaman kini ini harus dilakukan.
Dalam pedoman islam semenjak awal telah diperkenalkan bagaimana tahapan-tahapan memperoleh anak yang anggun kualitasnya.

Merancang Pendidikan Karakter Anak Sebelum/ Pra Pernikahan

sumber kuliahdesain.com
Islam menawarkan perhatian lebih kepada anak (keturunan) dimulai pada masa sebelum kelahirannya, dengan menentukan isteri yang salehah, Rasulullah SAW menawarkan nasehat dan pelajaran kepada orang yang hendak berkeluarga dengan bersabda : "Dapatkan perempuan yang beragama, (jika tidak) pasti engkau merugi” (HR.Al-Bukhari dan Muslim). Dan aturan ini berlaku sebaliknya bagi perempuan menentukan pria yang saleh.

Faktor keturunan yaitu faktor yang timbul dari diri individu sendiri berupa potensi yang dibawa semenjak lahir sebagai kemampuan dasar. Yaitu pembawaan yang berupa talenta atau kemampuan kodrati, dan kedua yaitu pembawaan yang bersifat keturunan atau warisan dari orang tua. Manusia secara genetis mula-mula terjadi dari satu sperma dan sel telur. Satu sperma memasuki sebuah telur dan satu individu gres mulai membentuk diri. Kehidupan awal daripada individu sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu, yaitu perempuan yang mengandungnya. Sedangkan peranan ayah dalam menumbuhkan individu gres hanyalah menawarkan kemungkinan yang sempurna biar individu itu terkonsep. Apapun yang akan diturunkan oleh seorang ayah kepada anaknya yaitu berupa sifat-sifat yang terkandung didalam satu sperma yang terbuahkan.

Proses genetik individu berasal dari pertemuan 23 kromosom pihak ayah dan 23 pihak ibu, ke-46 kromosom itu bercampur dan berinteraksi membentuk pasangan-pasangan baru. Akibat dari insiden ini terjadilah pertemuan genes pada setiap pasangan kromosom dari ayah dan dari ibu yang mempunyai sifat tertentu. Akibat dari pertemuan dari genes itu maka terjadilah perubahan sifat hereditas. Jadi, dasar hereditas dari perpaduan individual yaitu adanya kombinasi-kombinasi genes yang menjadikan adanya perubahan-perubahan sifat genes.

Secara ilmiah telah jelas, betapa aturan keturunan besar lengan berkuasa dalam memindahkan sifat-sifat ayah dan ibu kepada anak melalui gen-gen keturunan. Sedangkan ilmu genetika menetapkan bahwa semenjak lahir bayi itu akan mewarisi sifat-sifat moral, fisik, dan intelektual dari kedua orangtuanya. Gen ayah dan gen ibu sangat menentukan kualitas seorang anak yang dilahirkannya baik secara biologis, psikologis maupun paedagogis. Lantaran itu Rasulullah Saw bersabda:

حدثنا عبد الله بن سعيد حدثنا حرث بن عمران الجعفر عن هشام بن عروة عن أبيه عن عائشة قال رسول الله صلى الله عليه و سلم تخيّروا لنطفكم فإن العرق دسّاس (رواه ابن ماجه)

Abudllah bin Said telah mencerikan kepada kami, bahwa al-Harits bin Imran al-Ja’fari dari Hisam bin Urwah dari bapaknya dari Aisyah, beliau berkata: Rasulullah Saw bersabda menentukan (calon teman hidup) demi untuk air mani kalian (keturunan) alasannya yaitu efek keturunan itu kuat sekali. (H.R. Ibnu Majjah)[1]

Hadits di atas memperlihatkan bahwa faktor keturunan akan mensugesti kualitas seorang anak yang akan dilahirkan kelak. Ajaran Islam menyerupai yang tertera dalam ayat-ayat al-Qur'an, hadits nabi dan pendapat para andal meskipun tidak menentukan perihal faktor lingkungan dan keturunan sebagai faktor pokok yang mensugesti pertumbuhan anak, namun tidak kurang sumber-sumber yang mengambarkan serta mengakui akan efek dua faktor ini dalam pertumbuhan tabiat dan kepribadian. Dalam kalangan ilmuan meskipun terdapat kelompok aliran yang menyetujui pengertian keturunan secara luas, aliran itu membagi sifat-sifat warisan kepada tiga jenis, yaitu sifat-sifat tubuh, sifat-sifat nalar dan sifat-sifat budpekerti dan kemasyarakatan. lebih lanjut hakamabbas.blogspot.co.id/2015/04/gen-dan-kepribadian-manusia.html

Merancang Pendidikan Bayi dalam Kandungan (Pendidikan Pralahir)

sumber garaanews.com
Mungkin lebih tepatnya menawarkan stimulus pada calon bayi. Pada sebagian orang pendidikan bisa dimulai dari sebelum bayi dilahirkan (pendidikan pralahir). Seperti yang dilakukan seorang ibu dengan memperdengarkan musik atau memperdengarkan kitab suci Al Qur'an kepada bayi dalam kandungannya. Menurut F Rene Van De Carr, M.D, anak dalam kandungan benar-benar sanggup berguru atau mempelajari kata-kata yang diucapkan sang pendidik atau orang tuanya, tetapi tidak dengan cara menyerupai orang dewasa. Jika orang remaja mempelajari sebuah kata-kata maka ia sanggup mengulanginya, mengenali dalam bentuk tulisan, dan memodifikasinya biar ia sanggup berbicara atau memakai kata tersebut dalam kalimat dengan baik dan benar. Beda halnya dengan bayi dalam kandungan yang cara belajarnya jauh lebih mendasar. Ketika sang Ibu mengajarkan kata-kata kepada bayi dalam kandungannya, sang bayi hanya mendengarkan bunyinya sambil mengalami sensasi tertentu.

F. Rene Van de Carr, dkk (The Prenatal Enrichment Unit di Hua Chiew General Hospital di Bangkok Thailand) melaksanakan penelitian terhadap bayi dalam kandungan. Hasilnya menyatakan bahwa bayi dalam kandungan yang diberi stimulasi maka lebih cepat mahir dalam membaca, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, lebih tanggap terhadap musik, dan bisa berbagi contoh sosial yang lebih baik dikala bayi telah dewasa. lebh lanjut rizardian.blogspot.co.id/2015/02/artikel-pendidikan-pralahir.html

Konsep pendidikan anak pranatal yaitu menawarkan sensitifitas nuansa atau orientasi nilai-nilai Islam sedini mungkin, mengoptimalkan potensi inteligensia dan melestarikan keseimbangan emosi anak dalam kandungan.

Dengan adanya pendidikan anak pralahir atau anak dalam kandungan, dengan melalui stimulus pendidikan, hal ini sanggup menawarkan manfaat tidak hanya pada perkembangan fisik dan psikis anak semata, melainkan sanggup meningkatkan kecerdasan otak dan meningkatkan emosional positif anak yang berada dalam kandungan.

Dampaknya yaitu sanggup membentuk pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir, sehingga anak tersebut mempunyai sifat dan abjad yang baik dan terpuji dan sanggup melaksanakan ibadah-ibadah yang telah diajarkan oleh agama Islam.

Related Posts

Post a Comment