Cinta Romeo dan Juliet yang bagus berakhir tragis tanpa menyediakan cukup waktu bagi mereka untuk hidup bersama. Begitu juga dengan cinta Laila Majnun yang tak pernah pupus namun pedih bukan buatan. Cinta Kahlil Gibran memang indah, tapi hanya mengalun dalam kalbu dan dihembuskan lewat barisan kata puitisnya. Kisah cinta mereka menjadi legenda sepanjang zaman, namun mereka tak pernah melewati sebuah pernikahan, tak pernah mencicipi suka sedih berumah tangga.
Jika kita mengusut lebih dalam, cinta sepasang suami istri dengan segala hiruk pikuk dan suka dukanya yaitu lebih teruji oleh waktu, ketimbang cinta Romeo-Juliet, Laila Majnun dan Kahlil Gibran yang tak pernah menikah dan membina rumah tangga. Bisa dikatakan, cinta sepasang suami istri yang hidup bersama sampai kakek nenek yaitu lebih hebat dan agung lantaran mereka telah melewati saat-saat dimana cinta sanggup pupus lantaran banyak sekali sebab.
Pertengkaran dan porsi cinta yang berkurang
Seperti kita, pasangan kita sanggup melaksanakan suatu hal yang menyebalkan. Pasangan kita sanggup berbuat ndeso menyerupai kita yang juga terkadang melakukannya. Beda pendapat dan pertengkaran sanggup terjadi kapan saja. Setiap pertengkaran terjadi, sejumlah porsi cinta terbang keluar jendela. Semakin sering pertengkaran terjadi, semakin berkurang cinta kita kepada pasangan.
Cinta sanggup pupus kapan saja. Sebab itulah banyak pasangan yang bercerai dengan banyak sekali alasan, dimana cinta dalam hati telah beterbangan, tertiup angin dan menguap. Namun ada satu hal yang akan membuat cinta kita kepada pasangan takkan pernah pupus.
Sumber segala cinta
Tak ada alasan untuk kita tak menyayangi yang sangat menyayangi kita. Ia membuat dan menghidupkan kita, memenuhi segala kebutuhan hidup kita, menjaga dan selalu memperhatikan kita. Dialah Tuhan yang Esa. Sumber segala kebaikan, sumber segala cinta. Dari-Nya lah cinta tiba dan berpulang.
Tuhan telah memerintahkan kita untuk selalu menunjukkan yang terbaik kepada semua orang, untuk berlapang dada dan selalu memaafkan. Ia menyatakan bahwa pasangan kita tak ubahnya pakaian bagi kita, yang selalu harus kita jaga. Ia memerintahkan kita untuk berlaku lemah lembut dan penuh kasih sayang. Sebab itulah, cinta kepada Tuhan membuat cinta kepada insan tak pernah pupus.
Setiap kali sejumlah cinta terbang ke luar jendela, maka hati kita akan segera memanggilnya kembali. Kita akan menyesal telah bertengkar dengan pasangan kita dan segera meminta maaf atau memaafkan. Cinta akan terus bersemayam di hati untuk pasangan kita, sampai kita dan pasangan sama-sama renta dan meninggalkan dunia. Menjemput cinta yang sejati, cinta Tuhan yang maha murni.
Demikian artikel ihwal cinta kepada Tuhan membuat cinta kepada insan tak pernah pupus. Semoga bermanfaat.
Post a Comment
Post a Comment