Rahasia Dibalik Kerokan Berdasarkan Ilmu Medis- Mungkin ini kabar menggembirakan buat Anda yang hobby melaksanakan kerokan. Meski dikala ini telah banyak pengobatan modern dan yang lebih praktis, tetapi hingga sekarang kebanyakan orang Indonesia, terutama di Jawa, tetap setia dengan ritual kerokan sebagai solusi disaat merasa tidak yummy tubuh atau masuk angin.
Baru-baru ini Prof. Didik GunawanTamtomo, seorang Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Solo meneliti wacana manfaat dan imbas samping serta hal lainnya yang berkaitan dengan kerokan.
Pada tahap awal, Prof. Didik melaksanakan survei kuantitatif dan kualitatif. Dan hasilnya, dari 390 responden yang berusia 40 tahun ke atas yang mengembalikan kuesioner. Dan dari data itu hampir 90 persen responden mengaku selalu melaksanakan kerokan dikala masuk angin. Para responden meyakini manfaat kerokan dalam menyembuhkan masuk angin.
Sebenarnya dalam dunia kedokteran, tidak ada istilah masuk angin, tetapi kalau merujuk keluhannya masuk angin sanggup didefinisikan sebagai, suatu keadaan dimana seseorang mengalami perut kembung, kepala pusing, demam ringan, dan otot nyeri. Kerokan di kebanyakan masyarakat Indonesia memakai uang logam ataupun alat pipih tumpul yang digerakkan di kulit dengan gerakan searah secara berulang-ulang memakai minyak atau balsam sebagai pelicin.
Proses penelitian
1. Tahap berikutnya Prof. Didik menimbulkan dirinya sebagai obyek dari penelitian tersebut. Beliau mengerok kepingan tangannya kemudian dibiopsi, atau diambil sedikit jaringan kulit epidermis atau kulit ari untuk kemudian dilakukan investigasi mikroskopis.
Selama ini ada anggapan, bahwa orang yang sering kerokan, kulitnya akan rusak, dan pori-pori kulitnya akan membesar, atau pembuluh darah bisa pecah. Tetapi faktanya, dari hasil investigasi di laboratorium patologi anatomi UNS menunjukkan tidak adanya kerusakan pada kulit ataupun pembuluh darah yang pecah, tetapi pembuluh darah hanya agak melebar. Melebarnya pembuluh darah tersebut menciptakan pedoman darah menjadi lancar dan pasokan oksigen dalam darah menjadi bertambah. Kulit ari juga terlepas mirip dikala luluran atau maskeran
2. Meningkatkan endorfin
Penelitian pada tahap selesai yakni penelitian biomolekuler, yaitu investigasi darah yang dilakukan kepada orang yang kerokan dan orang yang tidak kerokan. Prof. Didik mengumpulkan sejumlah orang dengan kondisi serupa, misal punya berat badan, usia, dan juga sedang mengalami nyeri otot sebagai salah satu ciri dari masuk angin. Semua responden yang dipilih yakni wanita, itu alasannya yakni mereka lebih suka kerokan daripada lelaki. Para responden dibagi menjadi dua kelompok dan semuanya menjalani investigasi darah. Kelompok pertama melaksanakan kerokan, sedangkan kelompok yang kedua tidak. Selanjutnya seluruh responden diperiksa lagi darahnya. Dan ada empat hal yang diamati, yakni perubahan pada kadar endorfin, prostaglandin, interleukin, serta pelengkap C1 dan C3.
Dan ternyata hasilnya, kadar endorfin orang-orang yang dikerok naik signifikan. Efek dari peningkatan endorfin tersebut adalah, timbulnya nyaman,rasa sakit hilang, menjadi lebih segar, dan lebih bersemangat.
3. Kadar prostaglandin turun
Prostaglandin yakni senyawa asam lemak yang diantaranya berfungsi untuk menstimulasi kontraksi rahim serta otot polos lain, selain itu juga bisa menurunkan tekanan darah, mengatur sekresi asma lambung, suhu tubuh, dan menghipnotis kinerja sejumlah hormon. Dan selain itu, zat ini juga bisa mengakibatkan nyeri otot. Penurunan pada kadar prostaglandin bisa menciptakan nyeri otot menjadi berkurang. Makara hingga tahap ini bisa dibilang kerokan yakni solusi yang kondusif buat masuk angin.
Berikut ini cara kerokan yang di sarankan oleh Prof. Didik.
Kerokan idealnya dimulai dari atas ke arah bawah di sisi kanan serta sisi kiri tulang belakang, kemudian dilanjut dengan garis-garis menyamping di punggung kepingan kiri serta kanan. Alat buat kerokan dipegang 45 derajat semoga dikala bergesekan dengan kulit efeknya tidak terlalu sakit.
Salah satu unsur dalam proses kerokan yang mendukung pengobatan yakni terjadinya relasi emosional antara orang yang mengerok dan orang yang dikerok. Prof.Didik mengatakan,bahwa Ibu yang sedang mengerok anaknya sambil bercerita merupakan unsur biopsikososial dalam istilah pengobatan yang dikala ini sedang digalakkan dalam pengobatan modern,” kata Didik.
Demikian wacana Rahasia Dibalik Kerokan Berdasarkan Ilmu Medis. Semoga bermanfaat.
Post a Comment
Post a Comment