43 Menteri Pendidikan Indonesia Yang Populer Nomer 1

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (disingkat: Kemendikbud atau Kemdikbud) ialah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Sejarah Kementrian Pendidikan Indonesia terbentuk semenjak awal kemerdekaan 1945 dan terus mengalami perubahan hingga Era Reformasi 1998 hingga sekarang. Baca lebih lengkap sejarahnya di https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Pendidikan_dan_Kebudayaan_Republik_Indonesia

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki kiprah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Berikut 43 Menteri pendidikan Indonesia yang pernah menjabat semenjak awal kemerdekaan hingga periode reformasi.

1. Ki Hajar Dewantara

himaindonesia.com
Menjabat sebagai Menteri Pengajara ke-1 pada masa pemerintahan Presiden Sukarno (Presidentil Kabinet) dengan masa jabatan : 2 September 1945 hingga 14 November 1945. Beliau seorang pencetus pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia ialah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu forum pendidikan yang memperlihatkan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan ibarat halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

2. Dr Mr T.S.G. Mulia


Beliau seorang aktivis, politisi sekaligus pemerhati pendidikan, Todung Sutan Gunung Mulia menggantikan posisi Ki hajar Dewantara sebagai Menteri Pengajaran Masa jabatan 14 November 1945 – 2 Oktober 1946 masih dalam masa pemerintahan Presiden Sukarno.dengan Kabinet Sjahrir I dan pada masa Kabinet Sjahrir II Departemen kementrian pengajaran berganti nama menjadi Menteri Pengajaran Menteri Muda Pengajaran Menteri Negara Urusan Pemuda.

3. Muhammad Sjafei


Beliau seorang tokoh pendidikan Indonesia. Ia merupakan pendiri INS Kayutanam, sebuah forum pendidikan menengah swasta yang bercorak khusus di Kayu Tanam, Padang Pariaman, yang banyak melahirkan tokoh masyarakat di lalu hari. Sepanjang 12 Maret 1946 hingga 2 Oktober 1946, ia menjabat sebagai Menteri Pengajaran Indonesia pada Kabinet Sjahrir II menggantikan Todung Sutan Gunung Mulia.

4. Mr. Raden Soewandi


Dalam kabinet Sjahrir III, Soewandi menjabat Menteri Pendidikan dan Pengajaran menggantikan Todung Sutan Gunung Mulia dengan masa jabatan 14 November 1945 – 2 Oktober 1946. Beliau menggagas sistem ejaan yang lalu dikenal dengan nama sistem Ejaan Soewandi atau dikenal juga sebagai sistem Ejaan Republik Indonesia. Ejaan Soewandi menggantikan Ejaan van Ophuijsen pada 19 Maret 1947 dan berlaku selama 25 tahun sebelum diganti oleh pemerintah Orde Baru dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada bulan Agustus 1972

5. 6. 7. Ali Sastroamidjojo


Adalah tokoh politik, pemerintahan, dan nasionalis. Beliau menjabat Menteri Pengajaran pada Kabinet Amir Sjarifuddin I, Amir Sjarifuddin II, serta Hatta I dengan masa jabatan 3 Juli 1947 – 4 Agustus 1949.

8. Mr Teuku Moh. Hasan


Beliau aktif dalam dunia pendidikan hal ini terbukti ia ikut mendirikan Perguruan Taman Siswa di Kutaraja pada tanggal 11 Juli 1937. Dalam kepengurusan forum yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara ini, Hasan menjadi ketua dengan sekretaris Teuku Nyak Arief. Sesaat sehabis pembentukannya, Hasan mengirim utusannya yaitu, Teuku M. Usman el Muhammady untuk menemui Ki Hajar Dewantara di Yogyakarta. Tujuannya ialah memohon biar Taman Siswa memperluas jaringannya, yakni dengan mendirikan cabang di Aceh. Berdasarkan permohonan tersebut, Majelis Luhur Taman Siswa mengirim tiga orang guru ke Aceh, yaitu Ki Soewondo Kartoprojo beserta istrinya yang juga sebagai guru dan Soetikno Padmosoemarto. Dalam waktu yang relatif singkat, Hasan dan pengurus Taman Siswa di Kutaraja berhasil membuka 4 (empat) sekolah Taman Siswa di Kutaraja, yaitu sebuah Taman Anak, Taman Muda, Taman Antara dan Taman Dewasa. Selain itu, Hasan juga aktif dalam dunia pendidikan. Ia ikut mempelopori berdirinya organisasi Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh) yang bertujuan untuk membantu bawah umur Aceh yang cerdas tetapi tidak bisa untuk sekolah.

9. 10. 11. Ki Sarmidi Mangunsarkoro


Tahun 1929 Ki Sarmidi Mangunsarkoro diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS Budi Utomo Jakarta. Satu tahun kemudian, atas usul penduduk Kemayoran dan restu Ki Hadjar Dewantara, ia mendirikan Perguruan Tamansiswa di Jakarta. Perguruan Tamansiswa di Jakarta itu bersama-sama merupakan penggabungan antara HIS Budi Utomo dan HIS Marsudi Rukun yang dua-duanya dipimpin oleh Ki Sarmidi Mangunsarkoro, dan dalam perkembangannya Perguruan Tamansiswa Cabang Jakarta mengalami kemajuan yang pesat hingga sekarang.

Pada waktu Kabinet Hatta II berkuasa pada Agustus 1949 hingga dengan Januari 1950, Ki Sarmidi Mangunsarkoro menerima kepercayaan menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K) RI. Sewaktu menjabat Menteri PP dan K, ia mendirikan dan meresmikan berdirinya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta, mendirikan Konservatori Karawitan di Surakarta, dan ikut membidani lahirnya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Kepercayaan Pemerintah terhadap reputasi dan dedikasinya kepada Negara, membawa Ki Sarmidi Mangunsarkoro kembali dipercaya menjadi Menteri PP dan K RI pada masa Kabinet Halim semenjak Januari 1950 hingga September 1950, dan ia berhasil menyusun dan memperjuangkan di DPR Undang Undang No 4/1950 perihal Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk seluruh Indonesia. UU No 4/1950 itu disahkan dan sekaligus menjadi Undang Undang Pendidikan Nasional pertama.

12. Prof Dr Abu Hanifah MD


Seorang pejuang kemerdekaan, jago kesehatan (dokter), seniman dan politisi Indonesia. Abu Hanifah pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada tahun 1949 hingga 1950 (Masa jabatan 20 Desember 1949 - 6 September 1950) dalam Kabinet RIS  Republik Indonesia Serikat.

13. 15. Dr Bahder Djohan


Djohan merupakan salah satu pimpinan Jong Sumatranen Bond. Dia aktif terlibat dalam kepanitiaan Kongres Pemuda. Setelah periode kemerdekaan, Djohan diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir (1950-1951) dan Kabinet Wilopo (1952-1953).

14. Wongsonegoro


Wongsonegoro (Surakarta, Jawa Tengah, 20 April 1897 - 1978) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Masa jabatan 27 April 1951 – 3 April 1952. 

16. Mr Muhammad Yamin


Adalah sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan jago aturan yang telah dihormati sebagai hero nasional Indonesia. Ia merupakan salah satu perintis puisi modern Indonesia dan pelopor Sumpah Pemuda sekaligus "pencipta imaji keindonesiaan" yang menghipnotis sejarah persatuan Indonesia. Setelah kemerdekaan, jabatan-jabatan yang pernah dipangku Yamin antara lain anggota DPR semenjak tahun 1950, Menteri Kehakiman (1951-1952), Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953–1955), Menteri Urusan Sosial dan Budaya (1959-1960), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962), Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961–1962) dan Menteri Penerangan (1962-1963).

Pada ketika menjabat sebagai Menteri Kehakiman, Yamin membebaskan tahanan politik yang dipenjara tanpa proses pengadilan. Tanpa pengampunan sanksi dan remisi, ia mengeluarkan 950 orang tahanan yang dicap komunis atau sosialis. Atas kebijakannya itu, ia dikritik oleh banyak anggota DPR. Namun Yamin berani bertanggung jawab atas tindakannya tersebut. Kemudian disaat menjabat Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan, Yamin banyak mendorong pendirian univesitas-universitas negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Di antaraperguruan tinggi yang ia dirikan ialah Universitas Andalas di Padang, Sumatera Barat.

Related Posts

Post a Comment